Pemerintah lewat Kemenkeu telah menempatkan Rp200 triliun ke lima bank Himbara (Mandiri, BNI, BRI, BTN, BSI) dengan tujuan meningkatkan likuiditas perbankan dan mendorong penyaluran kredit ke sektor riil. Pemerintah juga mengeluarkan aturan agar dana tersebut digunakan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi — bukan diparkir di instrumen pasar modal atau SBN.
Alokasi kasar yang diumumkan: BRI, Mandiri, dan BNI masing-masing menerima sekitar Rp55 triliun, BTN Rp25 triliun, dan BSI Rp10 triliun. Itu angka besar dan bertujuan memperlebar ruang gerak bank dalam menyalurkan kredit.
Rekomendasi Cak war: Tempat Service Iphone, iMac, iPad dan iWatch Terpercaya di Surabaya
Apa niat baiknya?
Pemerintah berharap langkah ini bisa:
Kalau dana benar-benar dipakai untuk kredit produktif (bukan instrumen investasi), efek pengganda (multiplier) bisa muncul: produksi bergerak, upah kerja tersalurkan, dan daya beli jangka pendek dapat terdongkrak. Itu logika ekonominya.
Artikel Terkait :
Artikel Rekomendasi Cakwar.com :
Tapi tunggu — ada banyak risiko dan kritik
Langkah besar begini juga menuai kritik keras dari akademisi dan pengamat. Beberapa isu utama:
Pengalaman krisis sebelumnya menunjukkan bank sering menyimpan dana murah untuk instrumen berisiko rendah atau menahan kredit jika prospek peminjam lemah. Ada kekhawatiran dana Rp200 T jadi “diam” kalau permintaan kredit dan kemampuan bayar dunia usaha tak pulih.
Ada suara yang menilai mekanisme penempatan dana besar ini berpotensi melanggar aturan jika tanpa landasan hukum yang jelas — dan memicu kontroversi soal transparansi. Kritik semacam ini muncul dari kalangan akademisi yang mempertanyakan dasar hukum dan prosedur penempatan uang negara.
Bahkan jika bank menyalurkan kredit, itu membantu sisi penawaran (modal usaha) — tapi manfaatnya hanya maksimal kalau permintaan (daya beli konsumen) juga ada. Saat masyarakat menahan belanja karena inflasi atau PHK, kredit tambahan bisa jadi tambal sulam tanpa memperbaiki konsumsi.
Jika tidak ada syarat ketat (kredit mikro, target UMKM, supervisi penyaluran), bank bisa memprioritaskan korporasi besar atau proyek yang kurang berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja.
Rekomendasi tempat service iPhone terpercaya di Surabaya
Jadi: apakah langkah ini cukup untuk atasi dunia usaha yang lesu & daya beli rendah?
Singkatnya: tidak cukup sendirian.
Kucuran likuiditas ke bank adalah alat supply-side penting — berguna untuk memperlancar kredit — tapi bukan alat ajaib yang serta-merta memulihkan permintaan publik atau mengembalikan kepercayaan dunia usaha. Untuk efek nyata, perlu kombinasi kebijakan, antara lain:
Rekomendasi ala Cak War — supaya Rp200T nggak cuma angin lalu
Oke, ini pilihan praktis biar kebijakan terasa manfaatnya di lapangan:
Cak War merekomendasikan tempat service handphone android terpercaya di surabaya
Penutup: solusi sementara, bukan obat mujarab
Rp200 triliun adalah langkah berani untuk bantu kelancaran kredit — dan bisa jadi penyelamat jika dieksekusi tepat, transparan, serta dipadukan dengan kebijakan yang menggenjot permintaan. Tanpa itu, uang besar pun bisa jadi “hanya” angka di neraca bank.
Menurut Cak War: “Niat baik harus dibarengi tata kelola baik juga. Kalau itu bermanfaat untuk rakyat, kenapa nggak dicontoh? Tapi jangan sampai jadi sekadar panggung besar tanpa efek nyata buat orang kecil.”
Sumber utama & rujukan (cek kalau mau verifikasi)
Paviliun Indonesia di Osaka World Expo 2025: Bikin Jepang Terharu, Budaya Nusantara Mendunia September 27, 2025 Rahmat Yanuar Indonesia Tampil Memukau di Osaka World Expo 2025 Gelaran Osaka World Expo...
Read MoreReformasi Polri: Dua Tim, Satu Tujuan atau Benturan Kepentingan? September 27, 2025 Rahmat Yanuar Latar Belakang Reformasi Polri Reformasi di tubuh Polri kembali jadi sorotan setelah Presiden Prabowo Subianto membentuk...
Read MoreDigimap Buka Kembali Toko di Grand Indonesia dengan Konsep Apple Premium Partner September 27, 2025 Rahmat Yanuar Digimap Hadir dengan Konsep Apple Premium Partner (APP) PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)...
Read MoreFAM Ajukan Banding atas Sanksi FIFA terhadap 7 Pemain Naturalisasi Harimau Malaya September 27, 2025 Rahmat Yanuar Sanksi FIFA untuk Pemain Naturalisasi Malaysia Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) memastikan akan...
Read MoreDigimap Buka Kembali Toko di Grand Indonesia dengan Konsep Apple Premium Partner September 27, 2025 Rahmat Yanuar Digimap Hadir dengan Konsep Apple Premium Partner (APP) PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP)...
Read MoreiOS 26 Bikin iPhone Cepat Panas & Baterai Boros — Kenapa Bisa, Cara Cepat Atasi dari A sampai Z September 23, 2025 Rahmat Yanuar Singkatnya: kalau iPhone kamu jadi cepat...
Read MoreiPhone Overheat: Bahaya, Penyebab, dan Cara Mengatasinya Menurut Teknisi iJoe Service Apple Surabaya September 23, 2025 Rahmat Yanuar iPhone Overheat, Masalah Sepele tapi Berbahaya Buat pengguna iPhone, masalah overheat alias...
Read MoreiOS 26 Sudah Rilis di Indonesia? Daftar iPhone yang Kebagian September 16, 2025 Rahmat Yanuar Singkatnya: Apakah iOS 26 sudah dirilis di Indonesia? Iya — iOS 26 resmi diluncurkan oleh...
Read More© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions