Ada Kasus Keracunan di Program MBG, Prabowo: “Itu Hanya 0,00017%”

Keracunan di Program MBG: Angka Kecil atau Masalah Serius?

Presiden Prabowo Subianto menanggapi adanya kasus keracunan di program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan menyebut, “Itu hanya 0,00017%.” Dari sisi angka, memang terlihat sangat kecil dibanding jutaan porsi makanan yang sudah tersalurkan.

Tapi menurut Cakwar, persoalan ini bukan sekadar hitung-hitungan persentase. Yang lebih penting adalah kesiapan program MBG sejak awal: mulai dari perencanaan anggaran, standar dapur, koki, bahan makanan, hingga proses pengawasan di lapangan.

👉 Baca juga: CAKWAR.com – 230 Siswa Diduga Keracunan MBG di Banggai Kepulauan

 

Rekomendasi Cak war: iJoe – Apple Service Surabaya Tempat Service Iphone, iMac, iPad dan iWatch Terpercaya di Surabaya

Bukan Hanya Angka, Tapi Kesiapan Sistem

Kasus keracunan, makanan basi, bahkan ditemukan ulat pada beberapa porsi MBG jelas menunjukkan ada yang belum siap di lapangan.

1. Anggaran dan Perencanaan

Program besar seperti MBG harus dihitung dengan detail, bukan hanya soal biaya beli bahan, tapi juga distribusi, transportasi, dan biaya quality control.

2. Dapur dan Koki

Siapa yang masak? Bagaimana standar dapur? Apakah kokinya mendapat pelatihan khusus soal higienitas? Ini semua krusial.

3. Bahan Makanan

Pemilihan bahan yang segar dan berkualitas menentukan kesehatan siswa. Kalau pengadaan hanya mengejar harga murah, risiko makanan basi atau tercemar makin tinggi.

4. Pengawasan dan QC

Quality Control (QC) bukan sekadar formalitas. Harus ada tim yang memeriksa makanan sebelum dibagikan. Mulai dari tekstur, aroma, hingga tanggal kedaluwarsa bahan.

5. Ahli Gizi Turun Tangan

Program ini bukan sekadar bagi-bagi makanan, tapi harus memenuhi standar gizi seimbang. Itu artinya perlu ada tim ahli gizi yang merancang menu sesuai kebutuhan anak sekolah.

Tempat dan Daftar Harga Service Apple Surabaya: IJOE PRICELIST UPDATE

Distribusi ke Sekolah: Rantai yang Rentan

Setelah makanan dimasak, masalah berikutnya adalah penyaluran ke sekolah-sekolah. Kalau transportasi tidak memadai atau proses distribusi memakan waktu lama, makanan yang tadinya aman bisa berubah basi sebelum sampai ke tangan siswa.

Inilah yang menunjukkan bahwa tim pelaksana MBG di lapangan masih belum sepenuhnya siap.

Kesimpulan: Angka Kecil Bukan Alasan Mengabaikan Kualitas

Kasus keracunan di MBG memang hanya 0,00017% secara statistik, tapi dampaknya bisa besar bagi kepercayaan publik. Intinya, program besar harus dipikirkan matang dari hulu ke hilir: perencanaan, dapur, koki, bahan, QC, ahli gizi, hingga distribusi.

Kalau semua aspek ini dijalankan dengan serius, maka kasus makanan basi, berulat, apalagi keracunan bisa ditekan bahkan dihindari.

Cak War merekomendasikan: Forto – Premium Gadget Repair Service tempat service handphone android terpercaya di surabaya

Bagaimana menurutmu? Apakah kasus ini murni kesalahan teknis atau tanda bahwa tim MBG memang belum siap? Tulis pendapatmu di kolom komentar, dan jangan lupa share artikel ini biar makin banyak orang ikut mengawasi program penting ini.

#TERBARU

#TEKNOLOGI

CakWar.com

Dunia

Politik Internasional

Militer

Acara

Indonesia

Bisnis

Teknologi

Pendidikan

Cuaca

Seni

Ulas Buku

Buku Best Seller

Musik

Film

Televisi

Pop Culture

Theater

Gaya Hidup

Kuliner

Kesehatan

Review Apple Store

Cinta

Liburan

Fashion

Gaya

Opini

Politik Negeri

Review Termpat

Mahasiswa

Demonstrasi

© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions