Curah Hujan Tinggi Mengintai, Surabaya dan Sekitarnya Terancam Banjir Besar

BMKG sudah memberi sinyal kalau musim hujan tahun ini datang lebih cepat dan bakal bertahan lebih lama dari biasanya. Prediksi mereka, hujan deras akan terus berlangsung dari September 2025 hingga April 2026. Buat warga Jawa Timur, termasuk Surabaya, kabar ini jelas bikin was-was. Soalnya, selain curah hujan tinggi, ada ancaman banjir besar yang bisa muncul kapan saja, terutama di daerah rawan genangan.

Menurut keterangan resmi BMKG, puncak hujan di Jawa diperkirakan terjadi antara Januari sampai Februari 2026. Artinya, masih ada waktu beberapa bulan ke depan untuk bersiap. Tapi itu bukan berarti bulan-bulan sebelumnya aman, karena sejak Oktober sampai Desember hujan lebat sudah mulai intens turun. Fenomena atmosfer global seperti Dipole Mode negatif dan pengaruh gelombang Madden-Julian memperkuat awan hujan di wilayah timur Indonesia, termasuk Jawa Timur.

Surabaya sendiri sudah terkenal sebagai kota dengan masalah klasik tiap musim hujan: genangan cepat di sejumlah titik. Kawasan yang dekat dengan sungai besar, jalan rendah, dan permukiman padat seringkali jadi langganan banjir. Contohnya daerah Wonokromo, Darmo, hingga sebagian Rungkut, yang biasanya tak tahan saat hujan deras turun lebih dari dua jam. Kondisi drainase kota yang belum maksimal juga membuat air lambat surut.

Selain Surabaya, wilayah Sidoarjo, Gresik, dan Mojokerto juga patut diwaspadai. Sidoarjo misalnya, punya area dengan tanah rendah yang gampang tergenang, apalagi di sekitar kawasan tambak. Gresik bagian pesisir rawan terjangan rob kalau hujan deras bertemu air pasang. Mojokerto dan Jombang juga punya riwayat banjir kiriman dari hulu Sungai Brantas ketika debit air meningkat. Situasi ini membuat banjir tidak hanya soal hujan lokal, tapi juga kondisi sungai besar yang membelah Jawa Timur.

BMKG memasukkan Jawa Timur dalam daftar wilayah dengan risiko hujan ekstrem. Beberapa kabupaten seperti Trenggalek, Pacitan, dan Banyuwangi juga harus siap menghadapi potensi banjir bandang maupun longsor, karena topografinya berupa perbukitan curam. Curah hujan tinggi yang turun di wilayah pegunungan bisa dengan cepat mengalir deras ke bawah, membawa material tanah dan batu.

Hal yang bikin situasi makin menantang adalah intensitas hujan yang diperkirakan bisa sangat tinggi dalam waktu singkat. Ada kemungkinan satu hari penuh hujan deras dengan volume yang setara curah hujan sebulan normal. Kalau drainase dan sungai tidak siap, air pasti meluap dan menyebabkan banjir lokal. Untuk kota besar seperti Surabaya, potensi ini diperparah oleh banyaknya permukaan tertutup beton yang bikin air sulit meresap.

BMKG sudah mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada dan aktif memantau informasi cuaca. Saat ini, mereka rutin merilis peringatan dini lewat aplikasi resmi, media sosial, dan siaran berita. Info ini penting banget, karena kadang hujan deras turun mendadak dan membuat warga tidak sempat bersiap.

Selain mengandalkan informasi, warga bisa melakukan langkah sederhana untuk mengurangi risiko. Misalnya, membersihkan saluran air di sekitar rumah, memastikan got tidak mampet, serta tidak membuang sampah sembarangan. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini sangat berpengaruh, terutama di kota besar seperti Surabaya di mana saluran drainase sering tersumbat plastik atau limbah rumah tangga.

Pemerintah kota sendiri sudah mulai melakukan persiapan, seperti pengerukan sungai kecil dan perbaikan pintu air. Namun, kerja pemerintah saja tentu tidak cukup. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan tetap siap menghadapi musim hujan panjang ini. Koordinasi antara warga, relawan, dan pemerintah juga penting kalau sewaktu-waktu dibutuhkan evakuasi.

Untuk daerah pesisir Jawa Timur seperti Tuban, Lamongan, Gresik, hingga Banyuwangi, risiko lain yang perlu diantisipasi adalah gelombang tinggi. BMKG memperkirakan saat musim hujan panjang, angin kencang bisa memperkuat ombak di laut Jawa maupun Samudra Hindia. Nelayan harus lebih hati-hati sebelum melaut, selalu memeriksa prakiraan cuaca, dan menunda perjalanan kalau kondisi tidak aman.

Surabaya sendiri mungkin tidak menghadapi gelombang laut secara langsung, tapi efek pasang surut bisa memperlambat surutnya genangan di pusat kota. Kombinasi antara hujan deras dan air pasang sering bikin genangan bertahan lebih lama. Jadi, masyarakat harus siap dengan kemungkinan air baru benar-benar surut setelah berjam-jam, bahkan sehari penuh.

Dengan kondisi ini, kunci utama adalah kesiapan. Jangan tunggu banjir datang baru sibuk mencari solusi. Persiapan dari sekarang jauh lebih baik, mulai dari hal kecil seperti memastikan barang-barang penting disimpan di tempat aman, punya nomor darurat, sampai menyiapkan tas siaga berisi dokumen penting dan kebutuhan mendesak.

Musim hujan tahun ini bukan sekadar hujan biasa, tapi periode panjang dengan curah air tinggi yang bisa memicu bencana besar. Jawa Timur, termasuk Surabaya, jelas masuk daftar daerah rawan. Dengan koordinasi, disiplin menjaga lingkungan, dan kesiapan menghadapi kemungkinan terburuk, masyarakat bisa lebih aman melewati bulan-bulan mendatang.

 

#TERBARU

#TEKNOLOGI

CakWar.com

Dunia

Politik Internasional

Militer

Acara

Indonesia

Bisnis

Teknologi

Pendidikan

Cuaca

Seni

Ulas Buku

Buku Best Seller

Musik

Film

Televisi

Pop Culture

Theater

Gaya Hidup

Kuliner

Kesehatan

Review Apple Store

Cinta

Liburan

Fashion

Gaya

Opini

Politik Negeri

Review Termpat

Mahasiswa

Demonstrasi

© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions