5 cm Kembali Menyentuh Hati Generasi Milenial dan Z

Lima sahabat, Genta, Zafran, Arial, Ian, dan Riani mereka dipertemukan dalam kisah tentang mimpi, perjalanan fisik dan batin, serta persahabatan yang diuji. Jalan cerita mereka tidak hanya soal mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Mahameru, tapi tentang mimpi apa yang harus dikejar ketika waktu dan tanggung jawab mulai mengetuk. Novel 5 cm pertama kali muncul tahun 2005 sebagai bacaan yang membuat banyak orang ingin ikut mendaki walau mungkin belum pernah pegang tenda.

Kenapa 5 cm masih jadi favorit banyak orang sampai sekarang bukan hanya karena adegan puncak atau panorama alam yang digambarkan dengan indah, tetapi karena resonansi tema-tema yang tetap relevan. Impian, rindu, penantian, kejujuran antar sahabat, lewat novel ini terasa seperti berbicara langsung kepada jiwa yang pernah ragu berjalan meskipun jalur terjal. Setelah banyak tahun berlalu, orang-orang yang dulu membaca versi aslinya kemudian melihat versi sekuel novel yang muncul membawa konflik baru: quarter-life crisis.

Sekuel Mengundang Harap dan Kritik

Sekuel 5 cm: Aku, Kamu, Samudera, dan Bintang-Bintang resmi diluncurkan saat HUT Republik Indonesia ke-75 pada 17 Agustus 2020. Cerita lima sahabat itu tidak berhenti di pendakian, sekarang mereka menghadapi kehidupan setelah masa kuliah, ketika pilihan karier dan hidup mulai membentuk arah yang harus ditempuh masing-masing. Sang penulis membawa pembaca kembali ke alam, tapi kali ini bukan hanya tentang ransel dan jalur pendakiannya, melainkan bagaimana mereka menghadapi rasa takut gagal, rasa rindu, harapan yang kadang tak sesuai kenyataan.

Sisi menarik dari sekuel ini adalah pemandangan baru yang dipakai sebagai latar: Nusa Tenggara Barat. Keindahan alam NTB tidak hanya jadi hiasan visual, tetapi bagian dari cerita yang memberi ruang bagi refleksi diri. Jalan ceritanya menyentuh soal siapa kamu setelah bertahun-tahun bermimpi, setelah melewati masa muda dengan segala gejolak dan kekhawatiran. Namun sekuel ini juga menarik kritik. Ada pembaca yang merasa adanya pergeseran waktu yang terasa agak loncat, penggunaan dialog atau setting modern kadang tidak selaras dengan nuansa bagaimana kehidupan di era novel pertama dijalani.

 

Adaptasi dan Kenangan yang Abadi

Novel ini dulu diangkat ke film layar lebar pada 2012. Film tersebut membantu membawa ceritanya ke khalayak lebih luas, mendorong banyak orang yang belum membaca untuk mulai penasaran. Adegan-adegan pendakian Mahameru, suasana alam, dan dialog tentang persahabatan menjadi ikonik. Banyak pemuda jadi termotivasi untuk trekking, mendaki, melihat alam dengan cara berbeda setelah membaca atau menonton ceritanya.

Selain film, perhatian terhadap 5 cm sering muncul di media sosial setiap kali ada momen ulang tahun karya atau pemain film dulu muncul dengan konten kenangan. Unggahan Raline Shah misalnya, saat memperingati puluhan tahun sejak film tersebut keluar, memicu gelombang nostalgia di antara pembaca lama dan penikmat film.

Kenapa Banyak Orang Masih Tertarik

Pertama karena kisahnya memberi harapan dengan cara yang tidak berlebihan. Novel ini tidak menjanjikan semua mimpi menjadi nyata, tetapi mengajak pembaca melihat bahwa proses lelah, ragu, dan jatuh bangun adalah bagian dari mimpi itu sendiri. Persahabatan ditampilkan tidak sempurna, ada pertengkaran, salah paham, rasa cemburu, tapi tetap ada rasa saling percaya dan tanggung jawab yang menyatukan.

Kedua karena setting alamnya memberi ruang untuk melupakan sejenak hiruk pikuk kota. Mendaki gunung Mahameru bukan hanya tantangan fisik dalam cerita tetapi kesempatan melihat diri sendiri dari ketinggian, melihat betapa kecilnya kita terhadap luasnya langit sambil menyadari jiwa kita punya ambisi yang luas pula.

Ketiga tema mengenai pilihan hidup setelah masa muda, sekelompok sahabat yang dahulu bebas, kini harus memilih jalan, terkadang yang tidak sesuai keinginan hati. Ini soal tanggung jawab, impian yang terbagi, adaptasi hidup yang terasa nyata bagi siapa saja yang melewati masa transisi.

 

Catatan untuk Pembaca Baru dan Penggemar Lama

Kalau kamu baru dengar 5 cm, buku ini tidak hanya soal alam dan persahabatan tetapi soal bagaimana kamu berdamai dengan waktu yang terus berjalan. Kamu akan tahu bahwa mimpi bisa berubah bentuk tanpa harus kehilangan esensi.

Jika kamu sudah lama menyukai versi pertamanya, sekuel memberi ruang untuk memahami karakter-karakternya di usia yang berbeda. Kamu mungkin akan melihat sisi baru dari Zafran atau Riani, perasaan-perasaan yang dulu tertahan kini muncul dengan cara yang lebih kompleks.

 

Novel 5 cm tetap terasa seperti sahabat lama yang selalu ada saat kamu membutuhkan inspirasi atau harapan. Kisahnya tidak pernah usang karena yang dibicarakannya Adalah mimpi, pertemanan, keberanian tampil berbeda, rindu, dan pilihan yang harus dibuat, adalah bagian dari hidup siapa saja. Walau banyak yang berubah sejak pertama kali terbitnya, suara kecil di hati yang berkata bahwa “apa pun akan indah selama kita berani mencoba” masih terasa bergema kuat di antara lembar demi lembar ceritanya.

 

#TERBARU

#TEKNOLOGI

CakWar.com

Dunia

Politik Internasional

Militer

Acara

Indonesia

Bisnis

Teknologi

Pendidikan

Cuaca

Seni

Ulas Buku

Buku Best Seller

Musik

Film

Televisi

Pop Culture

Theater

Gaya Hidup

Kuliner

Kesehatan

Review Apple Store

Cinta

Liburan

Fashion

Gaya

Opini

Politik Negeri

Review Termpat

Mahasiswa

Demonstrasi

© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *