Mahasiswa Baru Turun ke Sungai Gajahwong: Semangat Hijau di Awal Perjalanan Kuliah

Awal masa kuliah biasanya identik dengan kegiatan orientasi yang penuh perkenalan, seminar, dan berbagai acara formal di kampus. Namun, ada yang berbeda di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Ratusan mahasiswa baru justru memilih untuk kotor-kotoran, bukan di lapangan kampus, melainkan di aliran Sungai Gajahwong. Mereka melakukan aksi bersih-bersih sungai sebagai simbol kepedulian sejak hari pertama mereka menyandang status “mahasiswa”.

Pagi itu, suasana sekitar Sungai Gajahwong tampak lebih ramai dari biasanya. Mahasiswa dengan kaus seragam putih, sarung tangan, dan kantong sampah berjejer di sepanjang tepi sungai. Dengan semangat muda yang masih menggebu, mereka memunguti sampah plastik, botol bekas, hingga karung yang mengotori aliran air. Beberapa ada yang turun langsung ke sungai, sementara yang lain membuat posko kecil untuk memilah sampah organik dan anorganik.

Bukan Sekadar Formalitas

Kegiatan ini ternyata bukan sekadar acara seremonial. Sungai Gajahwong sendiri sudah lama dikenal sebagai salah satu sungai yang menjadi langganan pencemaran di Yogyakarta. Sampah rumah tangga, limbah plastik, hingga sisa aktivitas masyarakat sering kali menumpuk di aliran air. Inisiatif mahasiswa baru ini seperti napas segar: sebuah pesan bahwa generasi muda tak hanya datang ke kampus untuk belajar teori, tapi juga mau ikut turun tangan menyelesaikan persoalan nyata.

Banyak mahasiswa mengaku bahwa ini adalah pengalaman pertama mereka ikut aksi sosial yang berhubungan langsung dengan lingkungan. “Awalnya saya pikir orientasi hanya soal kenalan sama teman seangkatan. Ternyata kami langsung diajak turun ke lapangan, melihat sendiri betapa parahnya sampah di sungai. Rasanya membuka mata banget,” ungkap salah satu peserta.

Semangat Kolaborasi dan Edukasi

Tak berhenti pada kegiatan pungut sampah, acara ini juga diselipi sesi edukasi singkat tentang pentingnya menjaga ekosistem sungai. Aktivis lingkungan lokal hadir untuk memberikan pemahaman mengenai dampak pencemaran air terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Mahasiswa baru pun diajak berpikir kritis: bagaimana cara mencegah sungai kembali dipenuhi sampah? Bagaimana kampus bisa menjadi motor gerakan lingkungan di tengah masyarakat?

Kegiatan semacam ini jelas punya nilai ganda. Pertama, mahasiswa baru merasa punya ikatan emosional yang kuat, bukan hanya dengan kampus tapi juga dengan lingkungan sekitar. Kedua, mereka belajar sejak awal bahwa status mahasiswa bukan hanya soal menuntut ilmu, tapi juga soal tanggung jawab sosial.

Viral dan Menginspirasi

Aksi ini kemudian ramai diperbincangkan di media sosial. Foto-foto mahasiswa yang berjajar di tepi sungai, memunguti sampah dengan penuh semangat, beredar luas di Twitter dan Instagram. Banyak warganet memuji langkah tersebut sebagai contoh nyata gerakan mahasiswa yang bermanfaat. “Lebih baik begini daripada orientasi yang bikin senioritas makin parah,” tulis salah satu komentar yang mendapat banyak likes.

Tak sedikit pula yang berharap kegiatan seperti ini bisa dicontoh kampus-kampus lain. Bayangkan jika ribuan mahasiswa baru di seluruh Indonesia melakukan hal serupa, betapa banyak sungai, pantai, atau taman kota yang bisa terselamatkan dari tumpukan sampah.

Lebih dari Sekadar Aksi Bersih-bersih

Meski terlihat sederhana, aksi bersih-bersih ini punya makna lebih dalam. Ia adalah simbol awal perjalanan mahasiswa baru: membersihkan sungai sekaligus membersihkan pikiran mereka untuk membuka lembaran baru di dunia kampus. Seperti aliran air yang harus tetap jernih, perjalanan mahasiswa pun diharapkan penuh semangat positif dan berkontribusi nyata.

Selain itu, aksi ini juga jadi kritik halus bagi masyarakat sekitar sungai. Bahwa mahasiswa saja, yang notabene baru beberapa hari menginjakkan kaki di kota ini, mau peduli dan bergerak. Bagaimana dengan warga yang sudah tinggal bertahun-tahun di tepi sungai? Harapan terbesar tentu agar kegiatan ini bisa menggerakkan hati masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan sungai, bukan hanya saat ada acara.

Harapan yang Mengalir

Sungai Gajahwong mungkin hanya satu dari ratusan sungai di Indonesia yang menghadapi masalah serupa. Namun langkah kecil mahasiswa baru ini menunjukkan bahwa perubahan bisa dimulai dari aksi sederhana. Tidak perlu menunggu jadi sarjana atau tokoh besar untuk peduli. Dengan memungut sampah, mereka sudah memungut harapan baru bagi lingkungan.

Kegiatan ini membuktikan bahwa orientasi mahasiswa tak harus selalu penuh drama. Bisa dengan cara yang lebih bermanfaat, lebih membumi, dan lebih relevan dengan tantangan zaman. Mahasiswa adalah agen perubahan, dan aksi di Sungai Gajahwong ini menjadi bukti bahwa perubahan bisa dimulai sejak hari pertama mereka menyebut diri sebagai “mahasiswa”.

#TERBARU

#TEKNOLOGI

CakWar.com

Dunia

Politik Internasional

Militer

Acara

Indonesia

Bisnis

Teknologi

Pendidikan

Cuaca

Seni

Ulas Buku

Buku Best Seller

Musik

Film

Televisi

Pop Culture

Theater

Gaya Hidup

Kuliner

Kesehatan

Review Apple Store

Cinta

Liburan

Fashion

Gaya

Opini

Politik Negeri

Review Termpat

Mahasiswa

Demonstrasi

© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions