Kejagung Menahan Nadiem Makarim (4 Sept 2025): Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook — Kronologi, Bukti, dan Dampaknya

Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan mantan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook dan menahan yang bersangkutan pada 4 September 2025 untuk kepentingan penyidikan. Kasus ini terkait program pengadaan perangkat untuk sekolah yang menuai kontroversi sejak awal; Kejagung menilai ada unsur penyalahgunaan wewenang yang menyebabkan kerugian negara signifikan.

Kronologi singkat penetapan tersangka & penahanan

  • Setelah pemeriksaan intensif sejak beberapa bulan terakhir, Kejagung mengumumkan penetapan Nadiem sebagai tersangka dan langsung melakukan penahanan untuk 20 hari ke depan sebagai bagian dari proses penyidikan. Nadiem ditahan di Rutan Salemba. 
  • Penetapan itu muncul setelah penyidik melihat cukup bukti ke arah dugaan keterlibatan Nadiem dalam proses pengadaan Chromebook yang diduga tidak mengikuti ketentuan pengadaan negara. Beberapa pemeriksaan dan penggeledahan terhadap pihak terkait (termasuk perusahaan teknologi) telah dilakukan sebelumnya.

Apa tuduhannya — bukti yang disebut Kejagung

Kejagung menyatakan dugaan inti adalah pengaturan spesifikasi dan prosedur pengadaan yang dinilai mengunggulkan produk berbasis ChromeOS (Chromebook) sehingga merugikan negara. Laporan penyidik menyebutkan adanya pertemuan dan komunikasi antara pihak Kemendikbudristek dan perwakilan Google/penyedia terkait, serta dokumen teknis yang “mematok” ChromeOS dalam spesifikasi. Beberapa media juga melaporkan perkiraan kerugian negara pada kisaran Rp1,98 triliun.

Kejagung dan analis hukum juga menyorot adanya lampiran aturan atau dokumen internal yang dianggap menutup peluang vendor lain dan mengabaikan rekomendasi teknis internal (mis. kesiapan infrastruktur internet di banyak daerah). Hukumonline dan media nasional mencatat bahwa spesifikasi teknis dan prosedur menjadi titik krusial penyelidikan.

Sikap Nadiem & keluarga

Nadiem menyatakan dirinya tidak melakukan perbuatan pidana dan menegaskan kebenaran suatu hari akan terungkap. Dalam pernyataan singkat kepada awak media saat ditahan, dia meminta keluarga untuk tetap kuat dan menunjukkan kepercayaan pada proses hukum. Pernyataan serupa juga muncul pada unggahan media sosial dan pernyataan singkat pasca-penahanan.

Konteks program Chromebook — mengapa sensitif?

Program pengadaan perangkat untuk pendidikan (termasuk Chromebook) diluncurkan sebagai bagian dari upaya digitalisasi sekolah selama/ setelah pandemi. Di satu sisi ini soal transformasi digital; di sisi lain ada banyak kritik teknis (kesiapan infrastruktur internet, kesesuaian perangkat untuk konteks daerah terpencil) dan pertanyaan tata kelola selama pelaksanaan. Karena angkanya besar dan menyentuh layanan publik, penyelidikan berjalan intensif dan mendapat sorotan publik. 

Dampak cepat dan apa yang perlu diperhatikan

  1. Politik & kepercayaan publik — Kasus ini akan memperbesar sorotan publik terhadap tata kelola kementerian, relasi pemerintahan dengan perusahaan teknologi, dan soal transparansi pengadaan.
  2. Sektor pendidikan — Pengadaan perangkat digital di sekolah bisa mengalami evaluasi ulang; kebijakan lanjutan mungkin tertahan sampai ada kepastian hukum.
  3. Sektor teknologi — Perusahaan teknologi yang dulu terlibat (atau diduga terkait) akan diawasi lebih ketat; reputasi dan kontrak publik bisa terpukul.
  4. Proses hukum — Nadiem berstatus tersangka; jalur penyidikan, kemungkinan praperadilan, dan sidang nantinya akan menentukan arah kasus. Publik perlu menunggu bukti di persidangan dan keputusan pengadilan.

Apa yang biasanya terjadi selanjutnya?

  • Penyidik melengkapi berkas perkara (BAP), memanggil saksi-saksi terkait, memeriksa dokumen pengadaan, dan—jika perlu—melakukan audit kerugian negara resmi. Jika berkas dinyatakan lengkap, Kejagung akan menyerahkannya ke penuntutan.
  • Tersangka dan kuasa hukumnya berhak mengajukan pembelaan, praperadilan, atau proses hukum lain. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan.

 

Penutup — catatan jurnalistik (bebas opini ringan)

Kasus ini jelas serius: menyangkut mantan pembuat kebijakan pendidikan, perusahaan teknologi besar, dan miliaran rupiah anggaran publik. Dalam konteks negara hukum, penting menghormati proses: tuduhan harus diuji di pengadilan, bukti harus dipaparkan transparan, dan semua pihak memperoleh hak untuk membela diri. Sambil menunggu proses hukum berjalan, publik—terutama pelaku di sektor pendidikan—berhak mendapatkan kepastian agar layanan tidak terganggu.

#TERBARU

#TEKNOLOGI

CakWar.com

Dunia

Politik Internasional

Militer

Acara

Indonesia

Bisnis

Teknologi

Pendidikan

Cuaca

Seni

Ulas Buku

Buku Best Seller

Musik

Film

Televisi

Pop Culture

Theater

Gaya Hidup

Kuliner

Kesehatan

Review Apple Store

Cinta

Liburan

Fashion

Gaya

Opini

Politik Negeri

Review Termpat

Mahasiswa

Demonstrasi

© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions