Bekam Basah dan Kering, Antara Manfaat Segar dan Risiko yang Perlu Diwaspadai

Di tengah gempuran tren gaya hidup sehat, terapi bekam kembali jadi sorotan. Bukan cuma di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, teknik pengobatan tradisional ini semakin banyak dilirik oleh mereka yang mencari cara alternatif untuk menjaga kebugaran tubuh. Kalau dulu bekam sering dipandang kuno, sekarang justru dianggap sebagai pilihan healing alami yang patut dicoba. Namun, seperti halnya metode kesehatan lain, bekam juga punya dua sisi: manfaat yang bikin tubuh terasa ringan sekaligus risiko yang perlu diperhatikan dengan serius.

Secara umum, ada dua jenis bekam yang populer, yaitu bekam basah dan bekam kering. Bekam kering dilakukan dengan cara menempelkan gelas khusus yang dipanaskan atau dipompa untuk menciptakan tekanan di kulit sehingga aliran darah meningkat. Sedangkan bekam basah biasanya dilanjutkan dengan membuat sayatan kecil di permukaan kulit agar darah kotor keluar bersama racun. Keduanya punya sensasi berbeda, dan masing-masing dipercaya memberi efek positif bagi tubuh.

Manfaat Bekam Kering: Ringan, Segar, dan Bebas Luka

Bagi kamu yang agak takut dengan darah atau sayatan, bekam kering bisa jadi pilihan. Banyak orang merasakan tubuh lebih segar setelah bekam kering karena sirkulasi darah jadi lebih lancar. Tekanan yang diciptakan cup bekam di kulit mampu membantu merilekskan otot yang tegang, mirip dengan pijat tapi sensasinya lebih dalam.

Beberapa penelitian juga menyebut bekam kering dapat membantu meredakan nyeri punggung, leher, hingga sakit kepala yang disebabkan ketegangan otot. Bahkan ada yang mengklaim terapi ini bisa meningkatkan kualitas tidur karena tubuh lebih rileks setelahnya. Bonusnya, karena tidak ada sayatan, risiko infeksi relatif lebih kecil dibanding bekam basah.

Manfaat Bekam Basah: Detoksifikasi Ala Tradisional

Kalau bekam kering lebih fokus pada sirkulasi, bekam basah justru digadang-gadang mampu membuang racun melalui darah yang keluar dari sayatan kecil. Para pendukung metode ini percaya darah yang dikeluarkan adalah “darah kotor” yang sudah tidak dibutuhkan tubuh. Setelah bekam basah, banyak orang merasa badan jadi lebih ringan, sakit kepala berkurang, hingga merasa lebih fokus secara mental.

Selain itu, ada juga yang menggunakan bekam basah untuk membantu menurunkan tekanan darah, mengurangi kolesterol, dan mempercepat pemulihan tubuh dari kelelahan. Meski klaim ini masih perlu penelitian lebih mendalam, pengalaman subjektif dari pasien membuat bekam basah tetap diminati.

Risiko yang Perlu Diperhatikan

Meski terdengar menjanjikan, bukan berarti bekam sepenuhnya aman tanpa efek samping. Bekam kering biasanya meninggalkan bekas bulatan kemerahan atau lebam di kulit. Bekas ini umumnya hilang dalam beberapa hari, tapi bisa jadi kurang nyaman bagi sebagian orang, apalagi kalau posisinya di area terbuka seperti leher atau lengan.

Sedangkan pada bekam basah, risikonya lebih besar karena ada sayatan di kulit. Kalau dilakukan dengan peralatan yang tidak steril, bisa muncul infeksi. Selain itu, orang dengan kondisi tertentu seperti diabetes, anemia, atau gangguan pembekuan darah sebaiknya menghindari bekam basah karena luka kecil bisa sulit sembuh dan menimbulkan komplikasi.

Dalam beberapa kasus, bekam juga bisa bikin pusing, lemas, atau dehidrasi kalau tubuh tidak dipersiapkan dengan baik sebelum terapi. Jadi, penting banget memastikan tubuh dalam kondisi fit, cukup minum air, dan tidak dalam keadaan perut kosong sebelum menjalani bekam.

Kapan Sebaiknya Bekam Dihindari?

Bekam tidak disarankan untuk ibu hamil, orang yang sedang sakit parah, atau mereka yang baru saja menjalani operasi. Begitu juga jika kamu sedang menggunakan obat pengencer darah—bekam bisa memperburuk risiko perdarahan. Karena itu, konsultasi dengan tenaga medis sebelum mencoba terapi ini adalah langkah bijak, apalagi kalau kamu punya riwayat penyakit tertentu.

Menjaga Keamanan Bekam di Era Modern

Meski berakar dari tradisi kuno, bekam kini dilakukan di banyak klinik modern yang sudah menerapkan standar kebersihan lebih ketat. Pastikan terapis yang kamu pilih berlisensi atau minimal sudah berpengalaman, serta menggunakan peralatan sekali pakai atau yang sudah disterilkan. Jangan ragu bertanya soal kebersihan alat sebelum memutuskan untuk menjalani terapi, karena kesehatanmu tentu jauh lebih berharga daripada sekadar rasa segar sesaat.

Bijak Dalam Menikmati, Waspada Terhadap Risiko

Bekam basah dan kering memang menawarkan manfaat yang bikin penasaran, mulai dari melancarkan peredaran darah, mengurangi nyeri otot, sampai membantu detoksifikasi. Banyak orang merasa lebih segar, enteng, dan bahkan lebih produktif setelah melakukannya. Namun, sisi lain berupa risiko luka, infeksi, hingga ketidaknyamanan tetap tidak boleh diabaikan.

Kuncinya ada pada sikap bijak, kalau ingin mencoba, pilih tempat terapi yang terpercaya, konsultasi dengan tenaga medis bila punya kondisi khusus, dan kenali batas tubuhmu sendiri. Dengan begitu, kamu bisa menikmati sensasi bekam yang menyehatkan tanpa harus khawatir berlebihan.

Pada akhirnya, bekam bukan sekadar tren atau pengobatan alternatif, tapi sebuah pilihan gaya hidup sehat yang harus dilakukan dengan kesadaran penuh. Jadi, apakah kamu sudah siap mencoba pengalaman healing ala bekam?

#TERBARU

#TEKNOLOGI

CakWar.com

Dunia

Politik Internasional

Militer

Acara

Indonesia

Bisnis

Teknologi

Pendidikan

Cuaca

Seni

Ulas Buku

Buku Best Seller

Musik

Film

Televisi

Pop Culture

Theater

Gaya Hidup

Kuliner

Kesehatan

Review Apple Store

Cinta

Liburan

Fashion

Gaya

Opini

Politik Negeri

Review Termpat

Mahasiswa

Demonstrasi

© 2025 Cak War Company | CW | Contact Us | Accessibility | Work with us | Advertise | T Brand Studio | Your Ad Choices | Privacy Policy | Terms of Service | Terms of Sale | Site Map | Help | Subscriptions